Sabtu, 22 Oktober 2011

TULISAN KE 2 BAHASA INDONESIA " MEMBUAT RESENSI "

NAMA : MOHAMMAD TAUFIQ
KELAS : 3EB18
NPM : 26209757
TULISAN KE – 2
BAHASA INDONESIA 2
RESENSI FILM “INSIDIOUS”




Film ini direlease pada bulan september 2010 dan menjadi film hollywood box office 2010.

Diputar di Bioskop Indonesia :
- 21 Cineplex (Juni 2011)

Jenis Film :
- Horror

Produksi :
- FilmDistrict (presents), Stage 6 Films (in association with), Alliance Films, IM Global, Automatik Entertainment, Blumhouse Productions


Sutradara :
- James Wan

Produser :
- Jason Blum, Steven Schneider, Oren Peli

Duration : 100 minutes
Budget : US$1.5 million

Profile sutradara :
James Wan dengan cukup baik memvisualisasikan naskah yang ditulis oleh Whannell, peran keduanya berhasil menghidupkan Insidious menjadi sebuah film yang menakutkan. Sepanjang film, Insidious tak henti-hentinya memberikan ketakutan bagi para pecinta horor. Tetap setia dengan premis yang sudah disajikan sejak awal film, konflik yang mengalir dengan baik membuat film ini enak untuk dinikmati. Sekali lagi, Insidious berhasil membangkitkan gairah horor klasik yang sudah lama memudar. Jadi bersiaplah untuk berteriak mengalami ketakutan-ketakutan yang disajikan dalam... Insidious.
James Wan (lahir 27 Februari 1977) adalah Malaysia produser kelahiran Australia, penulis skenario, dan sutradara film keturunan Cina. Dia dikenal luas untuk membuat film horor Saw dan membuat Billy the puppet . Dia juga Dead Silence, Death Sentence and Insidious. .
Wan lahir di Kuching , Sarawak , Malaysia etnis Cina. Ia dibesarkan di Perth , Australia Barat dari usia muda. Ini adalah impiannya untuk membuat film sejak usia 11. Dia melanjutkan studi di Royal Melbourne Institute of Technology, menyelesaikan gelar Bachelor of Arts. Sebelum menjadi populer di industri film, ia membuat film pertamanya Stygian dengan Shannon muda, yang memenangkan 'Film Terbaik Gerilya' di Festival Film Melbourne Underground pada tahun 2000. Dia bertemu mitra bisnis masa depan Leigh Whannell saat belajar di RMIT . Dia kemudian akan pergi untuk bersama-sama menciptakan dan mengarahkan film horor 2004 (dan waralaba) , Saw dengan bantuan Whannell, yang menulis script. Wan dan Whannell membuat versi pendek dari film untuk menampilkan script. Whannell memainkan peran Daud dalam film pendek, dan peran utama dalam film Adam fitur.Tiga produsen yang melihat film pendek dan membaca naskah Whannell setuju untuk memproduksi film sebelum Wan dan Whannell bahkan mendarat di Los Angeles. Wan dan Whannell memutuskan untuk melupakan gaji dimuka dengan imbalan keuntungan kotor. Ditembak untuk anggaran US $ 1,2 juta yang rendah, para produsen memiliki lurus-to-DVD rilis di pikiran. Namun, Saw adalah menjadi kejutan memecahkan rekor waralaba horor teater, penghasilan Wan dan Whannell lebih dari yang mereka awalnya diprediksi.
Karena menciptakan waralaba, Wan dan Whannell telah menjabat sebagai produser eksekutif untuk sekuel Saw II , Saw III , Saw IV , [ 4 ]Saw V , Saw VI dan Saw 3D . Dia telah sibuk menciptakan karya-karya lain dengan sekolah film pasangannya Leigh Whannell. Pada tahun 2007, ia melanjutkan untuk memperluas Filmografi dengan film horor lain, dead silence , dan drama aksi Death Sentence . Setelah bekerja di tiga film terakhir kembali ke belakang, Wan mengatakan CraveOnline bahwa ia siap untuk "sedikit waktu off hanya untuk bersantai ... tapi pada saat yang sama saya menggunakan kesempatan ini untuk menulis lagi ". Wan juga diarahkan trailer untuk kelangsungan hidup horor video game Dead Space .
Telah diumumkan bahwa James 'film berikutnya akan menjadi adaptasi dari novel grafis Malam Kejatuhan, tentang seorang kriminal dikirim ke penjara Texas dijalankan oleh vampir. Menurut IMDB film ini berjudul 'Nightfall' bukan 'Malam Jatuh ', tidak jelas yang merupakan judul resmi. Selain ini, Leigh Whannell telah menyatakan bahwa ia dan Wan menulis proyek lain bersama-sama disebut X Ray dan menggambarkannya sebagai sebuah film noir film horor. Telah dilaporkan bahwa proyek berikutnya James Wan akan momok sebuah thriller supernatural dan akan membintangi Nicole Kidman.
Nama James Wan disebut sebagai sutradara film berjudul INSIDIOUS ini. Sekedar mengingatkan, James Wan adalah orang yang mengawali franchise SAW di tahun 2003 lalu. Selain itu masih ada nama Leigh Whannell, orang yang menulis naskah SAW, menjadi aktor, sekaligus menjadi produser film thriller legendaris itu. Jadi, sepertinyaINSIDIOUS ini bakal jadi film horor supranatural yang heboh. Sayangnya dugaan itu tak sepenuhnya benar.
INSIDIOUS memang menarik, paling tidak di bagian awalnya. Meski tak menawarkan konsep yang sama dengan PARANORMAL ACTIVITY namun aroma film horor yang sempat jadi pembicaraan di mana-mana itu jelas tercium. Trik lama film-film horor seperti kejutan-kejutan kecil tetap dipertahankan. Meski tak dominan namun kejutan ini cukup mampu membuat penonton jadi tegang. Sayangnya, setelah memasuki pertengahan, suasana tegang mulai hilang.
Munculnya dua Ghostbusters dalam film ini malah membuat kisah yang mulai tegang tadi jadi konyol. Entah apa maksud James Wan namun keputusan memasukkan dua karakter ini adalah awal dari kegagalan film ini. Setelah itu semuanya berubah menjadi sangat supranatural. Sebenarnya tidak ada salahnya memasukkan unsur supranatural tapi masalahnya, ada sedikit celah yang membuat kisah ini jadi terasa makin tidak masuk akal. INSIDIOUS sebenarnya tak terlalu buruk, hanya saja bagian pertengahan yang menurunkan tensi tadi jadi terasa sangat mengganggu.

SINOPSIS

Dimulai dari pindahnya rumah Renai dan Josh Lambert dan ketiga anaknya ke rumah baru yang cukup megah. Harapan akan kehidupan yang normal dan bahagia sepertinya segera terganggu, karena tidak lama kemudian, Renai mulai merasa mereka tidak sendirian di rumah tersebut. Belum selesai masalah yang satu, masalah lain muncul menyusul, Dalton (Ty Simpkins) yang sedang berada di loteng terjatuh lalu kemudian berteriak histeris karena melihat sesuatu. Ayah dan ibunya pun langsung mendapati anak mereka sedang duduk menatap pojokan dengan sedikit luka memar di kening. Mengira Dalton tidak apa-apa, hanya luka kecil, Renai dan Josh kemudian meninggalkannya tidur dikamarnya. Keesokan harinya, Josh terkejut ketika Dalton tidak segera bangun padahal sudah dibangunkan. Barulah sesampainya di rumah sakit, mereka mengetahui bahwa anak mereka mengalami koma, yang anehnya tidak bisa dijelaskan kenapa, karena tidak terjadi kerusakan serius pada otak Dalton. Dokter mengatakan Dalton akan segera bangun dalam beberapa hari, namun kenyataannya tiga bulan kemudian Dalton yang sekarang dirawat di rumahnya, masih terbaring tak sadarkan diri alias masih koma. Kebetulan atau bagaimana, kejadian yang menimpa Dalton kemudian berbuntut pada kejadian-kejadian supernatural yang saling bergantian hadir mengganggu keluarga Josh.

Keluarga Lambert baru saja menempati rumah baru mereka, hari-hari pertama Renai (Rose Byrne) mengalami kejadian aneh, ia menemukan buku-buku yang sudah ia tata dengan rapi di lemari tiba-tiba kembali berantakan dan tidak satu pun dari anaknya yang melakukan itu. Pada malam harinya, Dalton (Ty Simpkins) mendengar suara aneh dari loteng. Dalton yang kemudian menaiki loteng tersebut jatuh dari tangga ketika akan menyalakan lampu. Anehnya keesokan harinya Dalton tidak bangun dari tidurnya, bahkan ketika Josh (Patrick Wilson), ayahnya membangunkannya. Di rumah sakit pun dokter mengatakan tidak ada yang aneh pada tubuh Dalton, mereka pun tidak mengerti kenapa Dalton tidak bangun. 3 bulan kemudian, Dalton masih dalam keadaan koma, mereka memutuskan untuk merawatnya di rumah. Beberapa hari setelahnya, kejadian-kejadian aneh menghampiri rumah itu, mulai dari suara-suara hingga masuknya orang ke dalam rumah pada tengah malam yang membuat beberapa kali alarm rumah berbunyi. Renai yang tidak sanggup lagi menghadapi segala kejadian-kejadian ini akhirnya meminta Josh untuk pindah ke rumah lain. Ternyata bukan rumah mereka yang selama ini berhantu, saat di rumah baru pun Renai masih mengalami kejadian-kejadian aneh. Ibu dari Josh pun menyarankan mereka untuk memanggil Elise (Lin Shaye), seorang paranormal untuk mengetahui permasalahan dibalik kejadian-kejadian aneh yang selama ini menghantui mereka. Akhirnya renai pun menelfon elise untuk datang kerumahnya, tapi yang datang malah kedua teman elise, yang satu ahli di bidang photo, dan yang satu ahli di bidang menggambar dan menulis. Si ahli photo memotret setiap ruangan dirumah josh, apa yang didapat? Menangkap gambar seorang hantu wanita. Akhirnya datanglah Elise. Elise langsung menuju kamar Dalton, dia menerawang Dalton dan ruangannya, apa yang didapat elise? Dia mendapati bahwa Dalton sebenarnya bukan koma tapi roh Dalton berada di tempat yang jauh sehingga Dalton tersesat. Karena Dalton mempunyai keahlian melepaskan diri dari tubuhnya dan masuk ke alam lain.


Renai percaya dengan apa yang dikatakan elise, tapi josh tidak percaya dengan hal seperti itu. Elisepun diusir oleh jost, stelah itu josh masuk ke kamar Dalton, dan dia melihat gambar – gambar yang di buat oleh Dalton, semua gambarnya sama dengan apa yang diceritakan oleh elise. Akhirnya josh pun percaya dengan apa yang di ceritakan elise. Elise pun datang lagi kerumah josh. Elise bilang ke josh “ hanya kamu yang bisa mengembalikan Dalton, ternyata ibu josh, josh, dan Dalton mempunyai kemampuan untuk melepaskan diri dari tubuhnya, itu keturunan. Josh pun mencoba menjemput Dalton, dengan dibantu elise, akhirnya josh berhasil keluar dari tubuhnya. Sangat gelap sekali tempat dimana Dalton di tahan oleh iblis yang diceritakan elise. Josh berhasil menemukan Dalton, Dalton terikat oleh rantai. Dilepaskanlah rantai itu dari Dalton. Josh dan Dalton pun lari dan pergi menuju rumah josh dimana disana josh dan Dalton bisa kembali ke raganya. Tapi ada masalah di perjalanan menuju rumah josh, Dalton berhasil kembali tapi josh dia bertemu dengan hantu nenek – nenek dimana dulu saat josh berusia sama dengan Dalton hantu tersebut terus mengikuti josh dan ingin mengambil raganya josh. Josh terus bertanya ke si hantu tersebut, posisi hantu tersebut berada di cermin. Dan akhirnya josh bisa kembali. Semua selamat. Tapi kejadian buruk menimpa elise, diluar dugaan. apa yang terjadi ?

TUGAS 2 BAHASA INDONESIA " MATERI RESENSI "

KELAS : 3EB18
NPM : 26209757
NAMA : MOHAMMAD TAUFIQ
TUGAS KE – 2
BAHASA INDONESIA 2

“ RESENSI”

Resensi ialah tulisan yang isinya menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang atau dicipta orang lain. Resensi itu asal katanya dari bahasa Belanda recensie. Dalam bahasa Inggris,padanan katanya adalah istilah review (ini juga berasal dari bahasa Latin: revidere; re “kembali”,videre “melihat”). Karya yang dinilai dalam tulisan resensi meliputi buku, film, teater, lagu, dansemacamnya.

Secara umum, resensi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Deskriptif :: menggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara menyeluruh,baik dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi deskriptif ini tidaksampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Diahanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.
2. Deskriptif-evaluatif : resensi dengan karakter kedua ini melakukan penilaian terhadap sebuahkarya lebih dalam dari yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuahkarya secara keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhirresensi, apakah karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3. Deskriptif-komparatif : resensi yang ketiga ini lebih sulit lagi daripada macam resensi yangkedua. Resensi macam ketiga ini mencoba melakukan penilaian pada sebuah karya dengancara membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi danmateri. Disebut sulit, sebab selain membutuhkan analisamendalam dan kritis, resensi macamketiga ini membutuhkan pengetahuan dan wawasan luas. Tidak hanya satu karya yang harusdia pahami, namun karya-karya lain yang berhubungan dengan karya yang dia resensi haruspula dia pahami.
Asma Nadia menyebutkan lima alasan kenapa kita harus menulis resensi. Berikut ini kutipan apa yang ia tulis.
1. Sebagai upaya mengikat makna. Dengan menulis kamu mengikat apa yang kamu baca. Dengan mengikatnya maka kamu tidak akan cepat lupa pada hal-hal yang mungkin baik yang ada di buku itu.

2. Menulis resensi juga merupakan latihan yang baik untuk mengapresiasi sebuah tulisan, dengan elemen-elemennya. Resensi tentu saja bukan sekumpulan pujian terhadap satu buku. Resensi boleh saja merupakan deretan kritikan terhadap buku itu. Sah-sah saja. Tapi dengan meresensinya maka kamu akan memikirkan baik buruknya buku yang kamu baca, dengan lebih dalam. Yang pada berikutnya akan memberimu masukan secara pribadi, kekurangan-kekurangan penulis yang tidak boleh dibiarkan ada pada tulisanmu nanti, maupun mencoba mengambil kelebihan-kelebihan si penulis, agar juga menjadi milikmu. Khususnya jika kamu ingin menjadi seorang penulis.

3. Menulis resensi seperti juga buku harian, surat pembaca, atau blogging, merupakan latihan yang sangat baik untuk menulis. Dengan menulis resensi kamu belajar mengungkapkan gagasan dengan lebih baik.

4. Menulis resensi, juga membantumu mengingat buku-buku apa yang telah kamu baca. Daripada sekadar membaca, toh kamu sudah membeli buku itu, kenapa tidak sekalian menulis apa kesanmu, apa yang bisa kamu ambil, apa protesmu tentang buku itu. Ini bisa jadi cara baik untuk mengajak temanmu yang lain membaca. Apalagi kalau diam-diam kamu punya koleksi resensi dari semua buku yang kamu baca.

5. Menulis resensi juga bisa pembelajaran untuk bernalar dalam mentranskripsi teks yang sangat luas ke dalam teks lebih ringkas dengan mengembangkan analisis prioritas terhadap teks yang akan diresensi. Dengan demikian, kecerdasan otak kanan juga lebih terasah.






Karena saya memilih untuk menulis resensi tentang Film, maka saya akan menjelaskan apasih tujuan saya membuat resensi Film? Dan langkah – langkah atau tahapan membuat resensi film gimana?

Adapun tujuan resensi film adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (menyeluruh) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah produk (buku, kaset, film, sinetron dan sejenisnya yang udah saya sebutkan di atas).

2. Mengajak penikmat film untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah produk.

3. Memberikan pertimbangan kepada calon penonton atau penikmat film apakah sebuah produk film pantas mendapat sambutan masyarakat atau malah sambitan?

4. Menjawab pertanyaan yang (mungkin) muncul jika seseorang melihat produk yang baru diluncurkan (diterbitkan), seperti:
a. Siapa siapa sutradara dan para pemainnya? Beserta kru film lainnya
b. Mengapa ia membuat film tersebut?
c. Apa pernyataannya?
d. Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis karya sutradara yang sama?
e. Bagaimana hubungannya dengan film-film sejenis yang dihasilkan sutradara-sutradara lain?

5. Untuk segolongan penikmat film bertujuan :
a. Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih-milih filmtersebut.
b. Setelah membaca resensi produk berminat untuk menonton atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi.
c. Mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.

Untuk membuat resensi film, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Mengenali atau menjajaki film yang akan diresensi.
2. Mulai dari tema film yang diresensi, disertai deskripsi (penggambaran) isi film
3. Siapa perusahaan yang menerbitkan film itu, kapan dan di mana diproduksi? Durasi berapa?
4. Siapa sutradaranya nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, film apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menyutradarai film tersebut. Jadi cerita singkat tentang sutradaranyanya. Termasuk produsernya
5. Film tersebut termasuk golongan / genre film yang mana?
6. Melihat film yang akan diresensi secara komfrehensif, cermat dan kunti (baca: tekun dan teliti). Artinya melihat sedetail-detailnya. Jangan ada yang keliru.
7. Menandai bagian film yang akan dijadikan sebagai kutipan dalam resensi. Biasanya point-point yang menarik dari film tersebut.
8. Membuat sinopsis atau intisari dari film yang akan diresensi.
9. Menentukan sikap sebagai perensi dengan menilai hal-hal berikut:
a. Skenarionya, alur ceritanya enak apa nggak (misalnya melompat-lompat apa mengalir enak), bagaimana dengan dialog-doalog di ceritanya tersebut, bagaimana akting dari para pemainnya, tata suara, tata gambar, dan latarnya bagus apa tidak.
b. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya.